Judul : Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus
link : Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus
Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus
Keindahan bentang alam Lhok Mata Ie, Aceh Besar, Aceh, Indonesia |
Tidak ada yang salah dengan hal itu. Bahkan sangat baik karena Allah dan Rasulullah sendiri menyuruh kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi guna mempertebal iman, memperkaya ilmu dan keyakinan melalui ciptaan dan tanda-tanda kebesan-Nya. Tapi tidak baik juga jika kita teralu mengagungkan negeri orang lain dengan mengabaikan semua pemberian Tuhan kepada kita dengan tidak mengurusnya. Apa lagi jika menanggalkan loyalitas kepada bangsa dan negara tercinta.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita terlalu memimpikan hidup di negeri orang, padahal orang bermimpi hidup di negeri kita. Kalau pun keadaanya dibalik, orang lahir di negeri ini dan kita lahir di negeri mereka, niscaya kita tetap ingin merasakan kemakmuran, kemajuan iptek, dan kenyamanan hidup yang mereka ciptakan. Karena kita telah meresa jengah dengan kesempitan hidup yang kadang kita "ciptakan" sendiri.
Lemahnya karekter kita sebagai sebuah bangsa dan kesadaran berpolitik yang rendah adalah faktor utama yang menghambat kemajuan bangsa ini. Banyak manusia Indonesia yang hanya merasa hidup sebagai individu bukan komunitas apalagi bangsa. Ini misalnya ditandai dengan fanatisme ke-sukuan yang masih begitu kental. Akibatnya gerak langkah sehari-hari kita hanya bertujuan memenuhi kebutuhan sebagai individu. Padahal manusia adalah makhluk sosial seperti yang dikatakan Aristoteles bahwa manusia adalah hewan yang bermasyarakat (zoon politicon). Di banyak ayat di Al-Qur'an Allah juga menyuruh kita untuk tolong menolong satu sama lain dalam rangka menegakan kebaikan dan menolong sesama. Misalnya di surah Al-Baqarah ayat 177;
"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan, peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa"
Betapa tingginya islam memandang orang yang selalu peduli pada orang lain dan menempatkan mereka sebagai orang yang benar dan bertakwa. Tidak ada yang pantas bagi mereka kecuali surga. lilladziinattaqau 'indarabbihim jannatun tajrii mintahtihal anhar. Bagi orang-orang yang bertakwa tersedia disisi tuhan mereka syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.
Pada akhirnya sifat individualisme akan membuat kita masa bodoh dengan proses politik yang ada. Padahal mewujudkan pemerintahan yang adil adalah tanggung jawab kita sebagai bangsa. Karena kepemimpinan adalah keharusan bagi masyarakat. Rasulullah juga menyuruh untuk memilih pemimpin meski dari 3 orang yang melakukan perjalanan. Individualisme melahirkan perpecahan dan perselisihan, kepedulian akan mendorong persatuan dan kemajuan sehingga potensi kita sebagai bangsa akan termobilisasi maksimal.
Anis Matta mengatakan bahwa kita mampu menjadikan Indonesia seperti sepenggal syurga firdaus di muka bumi. Bukan hanya karena Tuhan telah mengaruniakan bentang alam dan sumberdaya yang begitu indah dan kaya. Akan tetapi kita akan mampu menjadikan manusia Indonesia layak menempati syurga firdaus ini karena kita memiliki amalan ahli syurga. Dekat dengan sang pencipta dan peduli pada sesama serta bergotong royong dalam mencapai kemaslahatan bersama. Dengan demikian kita akan membuat semua orang bermimpi menjadi Indonesia!
Galeri Foto Lhok Mata Ie:
Loading...
Loading...
Keindahan bentang alam Lhok Mata Ie, Aceh Besar, Aceh, Indonesia |
Tidak ada yang salah dengan hal itu. Bahkan sangat baik karena Allah dan Rasulullah sendiri menyuruh kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi guna mempertebal iman, memperkaya ilmu dan keyakinan melalui ciptaan dan tanda-tanda kebesan-Nya. Tapi tidak baik juga jika kita teralu mengagungkan negeri orang lain dengan mengabaikan semua pemberian Tuhan kepada kita dengan tidak mengurusnya. Apa lagi jika menanggalkan loyalitas kepada bangsa dan negara tercinta.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita terlalu memimpikan hidup di negeri orang, padahal orang bermimpi hidup di negeri kita. Kalau pun keadaanya dibalik, orang lahir di negeri ini dan kita lahir di negeri mereka, niscaya kita tetap ingin merasakan kemakmuran, kemajuan iptek, dan kenyamanan hidup yang mereka ciptakan. Karena kita telah meresa jengah dengan kesempitan hidup yang kadang kita "ciptakan" sendiri.
Lemahnya karekter kita sebagai sebuah bangsa dan kesadaran berpolitik yang rendah adalah faktor utama yang menghambat kemajuan bangsa ini. Banyak manusia Indonesia yang hanya merasa hidup sebagai individu bukan komunitas apalagi bangsa. Ini misalnya ditandai dengan fanatisme ke-sukuan yang masih begitu kental. Akibatnya gerak langkah sehari-hari kita hanya bertujuan memenuhi kebutuhan sebagai individu. Padahal manusia adalah makhluk sosial seperti yang dikatakan Aristoteles bahwa manusia adalah hewan yang bermasyarakat (zoon politicon). Di banyak ayat di Al-Qur'an Allah juga menyuruh kita untuk tolong menolong satu sama lain dalam rangka menegakan kebaikan dan menolong sesama. Misalnya di surah Al-Baqarah ayat 177;
"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan, peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa"
Betapa tingginya islam memandang orang yang selalu peduli pada orang lain dan menempatkan mereka sebagai orang yang benar dan bertakwa. Tidak ada yang pantas bagi mereka kecuali surga. lilladziinattaqau 'indarabbihim jannatun tajrii mintahtihal anhar. Bagi orang-orang yang bertakwa tersedia disisi tuhan mereka syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.
Pada akhirnya sifat individualisme akan membuat kita masa bodoh dengan proses politik yang ada. Padahal mewujudkan pemerintahan yang adil adalah tanggung jawab kita sebagai bangsa. Karena kepemimpinan adalah keharusan bagi masyarakat. Rasulullah juga menyuruh untuk memilih pemimpin meski dari 3 orang yang melakukan perjalanan. Individualisme melahirkan perpecahan dan perselisihan, kepedulian akan mendorong persatuan dan kemajuan sehingga potensi kita sebagai bangsa akan termobilisasi maksimal.
Anis Matta mengatakan bahwa kita mampu menjadikan Indonesia seperti sepenggal syurga firdaus di muka bumi. Bukan hanya karena Tuhan telah mengaruniakan bentang alam dan sumberdaya yang begitu indah dan kaya. Akan tetapi kita akan mampu menjadikan manusia Indonesia layak menempati syurga firdaus ini karena kita memiliki amalan ahli syurga. Dekat dengan sang pencipta dan peduli pada sesama serta bergotong royong dalam mencapai kemaslahatan bersama. Dengan demikian kita akan membuat semua orang bermimpi menjadi Indonesia!
Galeri Foto Lhok Mata Ie:
Demikianlah Artikel Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus
Sekianlah artikel Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus dengan alamat link https://islammushola.blogspot.com/2018/03/bersama-menjadikan-indonesia-sepenggal.html
0 Response to "Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus"
Posting Komentar