Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus

Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus - Hallo sahabat Islam NUsantara, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel BUDAYA, Artikel KEISLAMAN, Artikel KHASANAH, Artikel POLITIK, Artikel SANTRI, Artikel SOSIAL, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus
link : Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus

Baca juga


Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus

Keindahan bentang alam
Lhok Mata Ie, Aceh Besar, Aceh, Indonesia
Jika ditanyakan kepada mahasiswa dan anak-anak muda apa cita-cita mereka setelah selesai studi. Tidak sedikit yang akan menjawab ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri. Jika ditanya lebih lanjut alasanya beragam. Bisa karena ingin menambah pengalaman, wawasan dan merasakan bagimana atmosfer kemajuan dan kemodernan yang ada disana. Tapi juga ada yang termotivasi dengan drama-drama film yang ditontonya dengan berlatar pemandangan yang indah dan menawan. 

Tidak ada yang salah dengan hal itu. Bahkan sangat baik karena Allah dan Rasulullah sendiri menyuruh kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi guna mempertebal iman, memperkaya ilmu dan keyakinan melalui ciptaan dan tanda-tanda kebesan-Nya. Tapi tidak baik juga jika kita teralu mengagungkan negeri orang lain dengan mengabaikan semua pemberian Tuhan kepada kita dengan tidak mengurusnya. Apa lagi jika menanggalkan loyalitas kepada bangsa dan negara tercinta. 


Tentu kita sudah mengetahui jika negeri Indonesia adalah anugerah yang begitu indah dan kaya dari Tuhan. Baik di tinjau dari potensi sumberdaya alam maupun sumberdaya manusianya. Itu juga yang membawa penjajah Belanda, Inggris dan Jepang datang kesini. Jika mengutip yang disampaikan Jenderal Gatot Nurmantyo diibaratkanya Indonesia sebagai gadis muda cantik yang semua orang bermimpi ingin memilikinya. Tapi sudahkah kita menyadari nya? Sudahkah kita mensyukurinya dan membanggakanya? Dari perasaan sadar, syukur dan bangga itu lah yang membuat kita ingin menjaga, merawat dan memajukanya. Sehingga jika pun kita harus belajar, bekerja atau hidup di negeri orang lain tidak akan melunturkan sedikitpun nasionalisme yang kita miliki. Sebaliknya, kemajuan dan kebaikan yang kita rasakan di negeri orang akan kita bawa pulang dan terapkan ke Indonesia sebagai "oleh-oleh".


Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita terlalu memimpikan hidup di negeri orang, padahal orang bermimpi hidup di negeri kita. Kalau pun keadaanya dibalik, orang lahir di negeri ini dan kita lahir di negeri mereka, niscaya kita tetap ingin merasakan kemakmuran, kemajuan iptek, dan kenyamanan hidup yang mereka ciptakan. Karena kita telah meresa jengah dengan kesempitan hidup yang kadang kita "ciptakan" sendiri.

Lemahnya karekter kita sebagai sebuah bangsa dan kesadaran berpolitik yang rendah adalah faktor utama yang menghambat kemajuan bangsa ini. Banyak manusia Indonesia yang hanya merasa hidup sebagai individu bukan komunitas apalagi bangsa. Ini misalnya ditandai dengan fanatisme ke-sukuan yang masih begitu kental. Akibatnya gerak langkah sehari-hari kita hanya bertujuan memenuhi kebutuhan sebagai individu. Padahal manusia adalah makhluk sosial seperti yang dikatakan Aristoteles bahwa manusia adalah hewan yang bermasyarakat (zoon politicon). Di banyak ayat di Al-Qur'an Allah juga menyuruh kita untuk tolong menolong satu sama lain dalam rangka menegakan kebaikan dan menolong sesama. Misalnya di surah Al-Baqarah ayat 177;

"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan, peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa" 

Betapa tingginya islam memandang orang yang selalu peduli pada orang lain dan menempatkan mereka sebagai orang yang benar dan bertakwa. Tidak ada yang pantas bagi mereka kecuali surga. lilladziinattaqau 'indarabbihim jannatun tajrii mintahtihal anhar. Bagi orang-orang yang bertakwa tersedia disisi tuhan mereka syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.

Pada akhirnya sifat individualisme akan membuat kita masa bodoh dengan proses politik yang ada. Padahal mewujudkan pemerintahan yang adil adalah tanggung jawab kita sebagai bangsa. Karena kepemimpinan adalah keharusan bagi masyarakat. Rasulullah juga menyuruh untuk memilih pemimpin meski dari 3 orang yang melakukan perjalanan. Individualisme melahirkan perpecahan dan perselisihan, kepedulian akan mendorong persatuan dan kemajuan sehingga potensi kita sebagai bangsa akan termobilisasi maksimal.


Anis Matta mengatakan bahwa kita mampu menjadikan Indonesia seperti sepenggal syurga firdaus di muka bumi. Bukan hanya karena Tuhan telah mengaruniakan bentang alam dan sumberdaya yang begitu indah dan kaya. Akan tetapi kita akan mampu menjadikan manusia Indonesia layak menempati syurga firdaus ini karena kita memiliki amalan ahli syurga. Dekat dengan sang pencipta dan peduli pada sesama serta bergotong royong dalam mencapai kemaslahatan bersama. Dengan demikian kita akan membuat semua orang bermimpi menjadi Indonesia!




Galeri Foto Lhok Mata Ie:








Loading...
Loading...
Keindahan bentang alam
Lhok Mata Ie, Aceh Besar, Aceh, Indonesia
Jika ditanyakan kepada mahasiswa dan anak-anak muda apa cita-cita mereka setelah selesai studi. Tidak sedikit yang akan menjawab ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri. Jika ditanya lebih lanjut alasanya beragam. Bisa karena ingin menambah pengalaman, wawasan dan merasakan bagimana atmosfer kemajuan dan kemodernan yang ada disana. Tapi juga ada yang termotivasi dengan drama-drama film yang ditontonya dengan berlatar pemandangan yang indah dan menawan. 

Tidak ada yang salah dengan hal itu. Bahkan sangat baik karena Allah dan Rasulullah sendiri menyuruh kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi guna mempertebal iman, memperkaya ilmu dan keyakinan melalui ciptaan dan tanda-tanda kebesan-Nya. Tapi tidak baik juga jika kita teralu mengagungkan negeri orang lain dengan mengabaikan semua pemberian Tuhan kepada kita dengan tidak mengurusnya. Apa lagi jika menanggalkan loyalitas kepada bangsa dan negara tercinta. 


Tentu kita sudah mengetahui jika negeri Indonesia adalah anugerah yang begitu indah dan kaya dari Tuhan. Baik di tinjau dari potensi sumberdaya alam maupun sumberdaya manusianya. Itu juga yang membawa penjajah Belanda, Inggris dan Jepang datang kesini. Jika mengutip yang disampaikan Jenderal Gatot Nurmantyo diibaratkanya Indonesia sebagai gadis muda cantik yang semua orang bermimpi ingin memilikinya. Tapi sudahkah kita menyadari nya? Sudahkah kita mensyukurinya dan membanggakanya? Dari perasaan sadar, syukur dan bangga itu lah yang membuat kita ingin menjaga, merawat dan memajukanya. Sehingga jika pun kita harus belajar, bekerja atau hidup di negeri orang lain tidak akan melunturkan sedikitpun nasionalisme yang kita miliki. Sebaliknya, kemajuan dan kebaikan yang kita rasakan di negeri orang akan kita bawa pulang dan terapkan ke Indonesia sebagai "oleh-oleh".


Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita terlalu memimpikan hidup di negeri orang, padahal orang bermimpi hidup di negeri kita. Kalau pun keadaanya dibalik, orang lahir di negeri ini dan kita lahir di negeri mereka, niscaya kita tetap ingin merasakan kemakmuran, kemajuan iptek, dan kenyamanan hidup yang mereka ciptakan. Karena kita telah meresa jengah dengan kesempitan hidup yang kadang kita "ciptakan" sendiri.

Lemahnya karekter kita sebagai sebuah bangsa dan kesadaran berpolitik yang rendah adalah faktor utama yang menghambat kemajuan bangsa ini. Banyak manusia Indonesia yang hanya merasa hidup sebagai individu bukan komunitas apalagi bangsa. Ini misalnya ditandai dengan fanatisme ke-sukuan yang masih begitu kental. Akibatnya gerak langkah sehari-hari kita hanya bertujuan memenuhi kebutuhan sebagai individu. Padahal manusia adalah makhluk sosial seperti yang dikatakan Aristoteles bahwa manusia adalah hewan yang bermasyarakat (zoon politicon). Di banyak ayat di Al-Qur'an Allah juga menyuruh kita untuk tolong menolong satu sama lain dalam rangka menegakan kebaikan dan menolong sesama. Misalnya di surah Al-Baqarah ayat 177;

"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan, peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa" 

Betapa tingginya islam memandang orang yang selalu peduli pada orang lain dan menempatkan mereka sebagai orang yang benar dan bertakwa. Tidak ada yang pantas bagi mereka kecuali surga. lilladziinattaqau 'indarabbihim jannatun tajrii mintahtihal anhar. Bagi orang-orang yang bertakwa tersedia disisi tuhan mereka syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.

Pada akhirnya sifat individualisme akan membuat kita masa bodoh dengan proses politik yang ada. Padahal mewujudkan pemerintahan yang adil adalah tanggung jawab kita sebagai bangsa. Karena kepemimpinan adalah keharusan bagi masyarakat. Rasulullah juga menyuruh untuk memilih pemimpin meski dari 3 orang yang melakukan perjalanan. Individualisme melahirkan perpecahan dan perselisihan, kepedulian akan mendorong persatuan dan kemajuan sehingga potensi kita sebagai bangsa akan termobilisasi maksimal.


Anis Matta mengatakan bahwa kita mampu menjadikan Indonesia seperti sepenggal syurga firdaus di muka bumi. Bukan hanya karena Tuhan telah mengaruniakan bentang alam dan sumberdaya yang begitu indah dan kaya. Akan tetapi kita akan mampu menjadikan manusia Indonesia layak menempati syurga firdaus ini karena kita memiliki amalan ahli syurga. Dekat dengan sang pencipta dan peduli pada sesama serta bergotong royong dalam mencapai kemaslahatan bersama. Dengan demikian kita akan membuat semua orang bermimpi menjadi Indonesia!




Galeri Foto Lhok Mata Ie:










Demikianlah Artikel Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus

Sekianlah artikel Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus dengan alamat link https://islammushola.blogspot.com/2018/03/bersama-menjadikan-indonesia-sepenggal.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bersama Menjadikan Indonesia Sepenggal Firdaus"

Posting Komentar