Judul : Aku dan Sobat "ku"
link : Aku dan Sobat "ku"
Aku dan Sobat "ku"
Delegasi Putra Sobi Aceh dalam Sobi Camp IV di Trawas, Sidoarjo, Jawa Timur |
Merupakan sebuah pengalaman berharga dalam hidup saya menjadi bagian dari Sobat Bumi Indonesia . Sobat Bumi Indonesia awalnya adalah organisasi yang menghimpun penerima Beasiswa Sobat Bumi dari Pertamina Foundation untuk menyatukan visi misi dan gerak langkah guna melakukan aksi-aksi penyelamatan bumi. Seiring berjalanya waktu Sobat Bumi tidak hanya beranggotakan penerima beasiswa saja, tetapi juga relawan-relawan yang peduli dan konsen untuk melindungi bumi dari kerusakan. Sebagian besar anggotanya adalah mahasiswa.
Saya adalah salah satu penerima beasiswa Sobat Bumi. Tepatnya pada tahun 2014 saya dinyatakan salah satu dari 9 orang yang lulus seleksi di Universitas Syiah Kuala. Tahapan seleksi yang dilalui adalah seleksi administrasi dan wawancara.
Saya memiliki kisah menarik yang mungkin bisa menjadi pelajaran untuk sahabat sekalian ketika saya menjalani wawancara. Pewawancara terdiri dari 4 unsur yaitu, Psikolog dari Unsyiah, PT. Pertamina, alumni beasiswa sobat bumi, dan Pertamina Foundation. Awalnya saya tidak mengalami hambatan ketika mengjawab pertanyaan dari 3 pewawancara pertama. Namun ketika perwakilan Pertamina Foundation mengajukan pertanyaan dengan nada yang tinggi dan kasar seolah-olah meruntuhkan mental saya. Belum selesai saya menjawab satu pertanyaan ia sudah mencecar bahwa jawaban yang saya berikan salah. Akibatnya semua jawaban yang sudah saya persiapkan hilang dari memori ingatan. Bahkan beberapa pertanyaan tidak mampu saya jawab dengan baik atau lebih tepatnya saya berusaha selalu menjawab meski jawabanya tidak benar 100%. Namun demikian saya tetap berusaha untuk terlihat kuat dan percaya diri. Karena percaya diri adalah sikap yang menunjukan bahwa diri kita memiliki kualitas dan layak. tidak sekalipun mata saya alihkan kepada pewawancara. Meskipun sebenarnya jiwa saya merasa ingin segera mengakhirinya. heu heu heu. Tidak lupa setelah wawancara berakhir saya mengucapkan terimakasih dan menyalami pewawancara satu-persatu kemudian meninggalkan ruangan dengan mengucap salam. Diluar panitia menyambut saya dan memberikan kue kotak yang sudah disiapkan. saya pun mengambilnya dan segera menuju ke mesjid kampus. Setiba di mesjid dalam keadaan stress saya langsung melahap habis kue yang diberikan panitia tanpa mengingat bahwa pada hari itu saya puasa.
Hari pengumuman yang dinantikan pun tiba. Sebelumnya saya berpikir bahwa peluang saya untuk lulus amat kecil karena proses wawancara yang saya jalani buruk. Tapi ternyata Allah maha kuasa selalu menepati janjinya. Ia tidak akan mencurangi hambanya dengan mengurangi jatah rejeki yang sudah ditetapkan untuk sang hamba selama hamba itu tidak bermaksiat. Jika sesuatu telah ditetapkan untuk kita niscaya tidak akan mampu menghalangi sekalipun semua penduduk langit dan bumi bersekongkol. Tugas kita sebagai hamba hanya perlu berusaha dengan segala kemampuan dan mengkhusyukan do'a-do'a.
Pencapaian ini mungkin tidak begitu berarti, namun kita harus belajar mengambil hikmah dari sekecil apapun peristiwa yang kita alami. Karena orang yang dianugrahi hikmah maka dia telah mendapatkan karunia yang banyak. Sebagaimana firman Allah, "Dan barang siapa yang dianugrahi hikmah, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak" (Al-Baqarah : 269).
Sobi Aceh berfoto dengan delegasi dari Maluku Utara dan Papua |
Aksi Tanam pohon di lereng gunung Trawas |
Loading...
Loading...
Delegasi Putra Sobi Aceh dalam Sobi Camp IV di Trawas, Sidoarjo, Jawa Timur |
Merupakan sebuah pengalaman berharga dalam hidup saya menjadi bagian dari Sobat Bumi Indonesia . Sobat Bumi Indonesia awalnya adalah organisasi yang menghimpun penerima Beasiswa Sobat Bumi dari Pertamina Foundation untuk menyatukan visi misi dan gerak langkah guna melakukan aksi-aksi penyelamatan bumi. Seiring berjalanya waktu Sobat Bumi tidak hanya beranggotakan penerima beasiswa saja, tetapi juga relawan-relawan yang peduli dan konsen untuk melindungi bumi dari kerusakan. Sebagian besar anggotanya adalah mahasiswa.
Saya adalah salah satu penerima beasiswa Sobat Bumi. Tepatnya pada tahun 2014 saya dinyatakan salah satu dari 9 orang yang lulus seleksi di Universitas Syiah Kuala. Tahapan seleksi yang dilalui adalah seleksi administrasi dan wawancara.
Saya memiliki kisah menarik yang mungkin bisa menjadi pelajaran untuk sahabat sekalian ketika saya menjalani wawancara. Pewawancara terdiri dari 4 unsur yaitu, Psikolog dari Unsyiah, PT. Pertamina, alumni beasiswa sobat bumi, dan Pertamina Foundation. Awalnya saya tidak mengalami hambatan ketika mengjawab pertanyaan dari 3 pewawancara pertama. Namun ketika perwakilan Pertamina Foundation mengajukan pertanyaan dengan nada yang tinggi dan kasar seolah-olah meruntuhkan mental saya. Belum selesai saya menjawab satu pertanyaan ia sudah mencecar bahwa jawaban yang saya berikan salah. Akibatnya semua jawaban yang sudah saya persiapkan hilang dari memori ingatan. Bahkan beberapa pertanyaan tidak mampu saya jawab dengan baik atau lebih tepatnya saya berusaha selalu menjawab meski jawabanya tidak benar 100%. Namun demikian saya tetap berusaha untuk terlihat kuat dan percaya diri. Karena percaya diri adalah sikap yang menunjukan bahwa diri kita memiliki kualitas dan layak. tidak sekalipun mata saya alihkan kepada pewawancara. Meskipun sebenarnya jiwa saya merasa ingin segera mengakhirinya. heu heu heu. Tidak lupa setelah wawancara berakhir saya mengucapkan terimakasih dan menyalami pewawancara satu-persatu kemudian meninggalkan ruangan dengan mengucap salam. Diluar panitia menyambut saya dan memberikan kue kotak yang sudah disiapkan. saya pun mengambilnya dan segera menuju ke mesjid kampus. Setiba di mesjid dalam keadaan stress saya langsung melahap habis kue yang diberikan panitia tanpa mengingat bahwa pada hari itu saya puasa.
Hari pengumuman yang dinantikan pun tiba. Sebelumnya saya berpikir bahwa peluang saya untuk lulus amat kecil karena proses wawancara yang saya jalani buruk. Tapi ternyata Allah maha kuasa selalu menepati janjinya. Ia tidak akan mencurangi hambanya dengan mengurangi jatah rejeki yang sudah ditetapkan untuk sang hamba selama hamba itu tidak bermaksiat. Jika sesuatu telah ditetapkan untuk kita niscaya tidak akan mampu menghalangi sekalipun semua penduduk langit dan bumi bersekongkol. Tugas kita sebagai hamba hanya perlu berusaha dengan segala kemampuan dan mengkhusyukan do'a-do'a.
Pencapaian ini mungkin tidak begitu berarti, namun kita harus belajar mengambil hikmah dari sekecil apapun peristiwa yang kita alami. Karena orang yang dianugrahi hikmah maka dia telah mendapatkan karunia yang banyak. Sebagaimana firman Allah, "Dan barang siapa yang dianugrahi hikmah, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak" (Al-Baqarah : 269).
Sobi Aceh berfoto dengan delegasi dari Maluku Utara dan Papua |
Aksi Tanam pohon di lereng gunung Trawas |
Demikianlah Artikel Aku dan Sobat "ku"
Sekianlah artikel Aku dan Sobat "ku" kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Aku dan Sobat "ku" dengan alamat link https://islammushola.blogspot.com/2017/12/aku-dan-sobat-ku.html
0 Response to "Aku dan Sobat "ku""
Posting Komentar