TRAGIS..!!Dipukul Guru dan Dikeroyok Kakak Kelas, Siswa SMP Ini Ogah Sekolah, Dan Trauma Untuk Ke Sekolah

TRAGIS..!!Dipukul Guru dan Dikeroyok Kakak Kelas, Siswa SMP Ini Ogah Sekolah, Dan Trauma Untuk Ke Sekolah - Hallo sahabat Islam NUsantara, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul TRAGIS..!!Dipukul Guru dan Dikeroyok Kakak Kelas, Siswa SMP Ini Ogah Sekolah, Dan Trauma Untuk Ke Sekolah, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel BUDAYA, Artikel KEISLAMAN, Artikel KHASANAH, Artikel POLITIK, Artikel SANTRI, Artikel SOSIAL, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : TRAGIS..!!Dipukul Guru dan Dikeroyok Kakak Kelas, Siswa SMP Ini Ogah Sekolah, Dan Trauma Untuk Ke Sekolah
link : TRAGIS..!!Dipukul Guru dan Dikeroyok Kakak Kelas, Siswa SMP Ini Ogah Sekolah, Dan Trauma Untuk Ke Sekolah

Baca juga


TRAGIS..!!Dipukul Guru dan Dikeroyok Kakak Kelas, Siswa SMP Ini Ogah Sekolah, Dan Trauma Untuk Ke Sekolah

TRAGIS..!!Dipukul Guru dan Dikeroyok Kakak Kelas, Siswa SMP Ini Ogah Sekolah Dan Trauma Untuk Ke Sekolah

Kasihan siswa SMP ini, akibat dipukul gurunya di bagian sekitar dada, dan dikeroyok empat siswa, tak lagi pergi ke sekolah. Peristiwa itu terjadi di SMP Muhammadiyah 1 Malang. Musa Anwar, 13, siswa kelas VII ini enggan bersekolah lagi karena trauma setelah dipukul RD, gurunya. Setiap bertemu orang, Musa merasa ketakutan, sehingga harus diungsikan ke rumah neneknya di kawasan Dampit, Kabupaten Malang.
”Anak saya ketakutan sekali. Bahkan, ketika ketemu saya saja juga takut. Dia tidak berani berbicara,” ujar Awan Sunardi, ayah Musa, saat ditemui di rumahnya, Jalan JA Suprapto, Sabtu (15/4).
Awan menceritakan, Musa mengalami trauma setelah dipukul RD, gurunya. Tak hanya itu, dia juga sempat menjadi bulan-bulanan karena dikeroyok empat kakak kelasnya. Masalahnya sepele. Musa batuk saat menunaikan salat Duha berjamaah di musala sekolahnya, Kamis pekan lalu (6/4).
Saat berada di barisan jamaah bersama siswa lainnya, Musa batuk. Tidak diketahui apakah dia batuk itu sengaja dibuat-buat atau batuk sungguhan. Tapi, tindakan Musa direspons teman-temannya sebagai guyonan.
Usai salat, RD, guru Fisika yang menjadi imam salat Duha itu lalu berang. RD lantas mengumpulkan siswa yang ikut berjamaah. Satu per satu ditanyai terkait siapa yang membuat suasana salat menjadi gaduh. Awalnya tidak ada yang mengaku. ”Semuanya sempat diancam akan dihukum jika tidak ada yang mengaku,” papar Awan yang mengetahui cerita tersebut dari Musa.
Karena takut, Musa akhirnya mengakui kesalahannya. RD yang juga pengajar pencak silat itu langsung memukul Musa. ”Gurunya memukul tepat di bagian ulu hati,” kata ayah tiga anak tersebut dengan wajah merah, seolah tak terima anaknya dianiaya.
Awan tidak kaget dengan cara RD menghukum siswanya. Sebab, selama ini RD dikenal sebagai guru yang mendidik muridnya secara keras. Yang membuatnya tidak terima yaitu keesokanharinya Musa dikeroyok empat kakak kelasnya.
Para siswa kelas VIII itu beramai-ramai mengeroyok Musa. Aksi pengeroyokan ini dilakukan di ruang kelas. Ada beberapa siswa yang menyaksikan pengeroyokan itu, tapi tidak ada yang berani menolong. Akibat peristiwa itu, Musa mengalami luka memar di bagian wajah. Seperti di mata bagian kiri dan bibir sebelah kiri. ”Semuanya sampai berdarah,” terang Awan.
Dia mengaku sudah mengadukan kasus pemukulan sekaligus pengeroyokan terhadap anaknya ke sekolah. Tapi, tidak ada tindak lanjut dari pihak sekolah. Termasuk tidak ada upaya mempertemukannya dengan RD. ”Setelah beberapa hari ditunggu tidak ada solusi. Seharusnya paling tidak kan didudukkan bersama,” keluh Awan.
Tidak puas dengan sikap sekolah yang terkesan cuek, ibu korban, Risa Wahyuningsih, melaporkan kasus tersebut ke Markas Kepolisian Resort (Mapolres) Malang Kota di Jalan JA Agung Suprapto. ”Sekarang kami menyerahkan ini (kasus pemukulan dan pengeroyokan) agar ditangani pihak kepolisian,” beber Awan.
Dia belum tahu apakah Musa tidak mau sekolah untuk selamanya atau hanya beberapa hari. Selama satu minggu mengungsi ke rumah neneknya, ibunya lalu menemui Musa.
Saat dikonfirmasi, RD mengaku marah dengan ulah Musa saat salat Duha berjamaah sehingga terjadi kegaduhan. ”Dia (Musa) batuk. Tapi, batuknya dibuat-buat sambil tertawa,” kata RD, saat ditemui di SMP Muhammadiyah 1 Malang, kemarin sore (15/4).
”Saya marah sekali. Karena sedang menghadap Allah, mengapa ada yang guyonan,” tambahnya.
Setelah salat, dia lalu mengumpulkan seluruh siswa. Saat ditanya satu per satu, awalnya tidak ada yang mengaku. Baru ketika ada siswa lain yang menuding Musa sebagai pelaku kegaduhan, akhirnya dia mengaku. RD membenarkan telah memukul Musa. Tapi tidak di ulu hati, melainkan di dada. ”Itu sebagai shock therapy,” tegasnya.
Selain Musa, dia juga menghukum beberapa siswa lainnya. Sebab, mereka tidak mau jujur ketika ditanya. Dari situlah keributan berlanjut hingga peristiwa pengeroyokan di kelas terjadi. Siswa yang terkena hukuman ini tidak terima lantaran karena ulah Musa batuk-batuk saat salat jamaah. Jadi, mereka mendatangi Musa dan langsung mengeroyoknya.
”Empat siswa itu sudah disidang. Waktu ditanya mengapa mereka memukul Musa? Jawabannya karena emosi. Musa dianggap main-main waktu salat,” jelas guru yang sudah mengajar sejak 1999 silam ini.
RD mengakui jika apa yang dia lakukan kemungkinan besar salah di mata hukum. ”Jadi, guru zaman sekarang memang serbasalah. Kalau muridnya nakal, juga disalahkan karena dianggap tak bisa mendidik,” katanya dengan lantang.
Ke depan, dia belum mengetahui mau mengambil tindakan apa. Namun, dia akan menghadapi proses hukum yang sudah masuk ke kepolisian. ”Mungkin besok (17/4) lebih tepat kalau mau tanya-tanya karena ada kepala sekolah juga,” imbuh dia.
Sementara itu, Kapolres Malang Kota AKBP Hoiruddin Hasibuan membenarkan adanya laporan ini. Pihaknya masih melakukan penyelidikan. ”Nantinya pelapor dan terlapor akan kami panggil,” singkatnya.
Loading...
Loading...
TRAGIS..!!Dipukul Guru dan Dikeroyok Kakak Kelas, Siswa SMP Ini Ogah Sekolah Dan Trauma Untuk Ke Sekolah

Kasihan siswa SMP ini, akibat dipukul gurunya di bagian sekitar dada, dan dikeroyok empat siswa, tak lagi pergi ke sekolah. Peristiwa itu terjadi di SMP Muhammadiyah 1 Malang. Musa Anwar, 13, siswa kelas VII ini enggan bersekolah lagi karena trauma setelah dipukul RD, gurunya. Setiap bertemu orang, Musa merasa ketakutan, sehingga harus diungsikan ke rumah neneknya di kawasan Dampit, Kabupaten Malang.
”Anak saya ketakutan sekali. Bahkan, ketika ketemu saya saja juga takut. Dia tidak berani berbicara,” ujar Awan Sunardi, ayah Musa, saat ditemui di rumahnya, Jalan JA Suprapto, Sabtu (15/4).
Awan menceritakan, Musa mengalami trauma setelah dipukul RD, gurunya. Tak hanya itu, dia juga sempat menjadi bulan-bulanan karena dikeroyok empat kakak kelasnya. Masalahnya sepele. Musa batuk saat menunaikan salat Duha berjamaah di musala sekolahnya, Kamis pekan lalu (6/4).
Saat berada di barisan jamaah bersama siswa lainnya, Musa batuk. Tidak diketahui apakah dia batuk itu sengaja dibuat-buat atau batuk sungguhan. Tapi, tindakan Musa direspons teman-temannya sebagai guyonan.
Usai salat, RD, guru Fisika yang menjadi imam salat Duha itu lalu berang. RD lantas mengumpulkan siswa yang ikut berjamaah. Satu per satu ditanyai terkait siapa yang membuat suasana salat menjadi gaduh. Awalnya tidak ada yang mengaku. ”Semuanya sempat diancam akan dihukum jika tidak ada yang mengaku,” papar Awan yang mengetahui cerita tersebut dari Musa.
Karena takut, Musa akhirnya mengakui kesalahannya. RD yang juga pengajar pencak silat itu langsung memukul Musa. ”Gurunya memukul tepat di bagian ulu hati,” kata ayah tiga anak tersebut dengan wajah merah, seolah tak terima anaknya dianiaya.
Awan tidak kaget dengan cara RD menghukum siswanya. Sebab, selama ini RD dikenal sebagai guru yang mendidik muridnya secara keras. Yang membuatnya tidak terima yaitu keesokanharinya Musa dikeroyok empat kakak kelasnya.
Para siswa kelas VIII itu beramai-ramai mengeroyok Musa. Aksi pengeroyokan ini dilakukan di ruang kelas. Ada beberapa siswa yang menyaksikan pengeroyokan itu, tapi tidak ada yang berani menolong. Akibat peristiwa itu, Musa mengalami luka memar di bagian wajah. Seperti di mata bagian kiri dan bibir sebelah kiri. ”Semuanya sampai berdarah,” terang Awan.
Dia mengaku sudah mengadukan kasus pemukulan sekaligus pengeroyokan terhadap anaknya ke sekolah. Tapi, tidak ada tindak lanjut dari pihak sekolah. Termasuk tidak ada upaya mempertemukannya dengan RD. ”Setelah beberapa hari ditunggu tidak ada solusi. Seharusnya paling tidak kan didudukkan bersama,” keluh Awan.
Tidak puas dengan sikap sekolah yang terkesan cuek, ibu korban, Risa Wahyuningsih, melaporkan kasus tersebut ke Markas Kepolisian Resort (Mapolres) Malang Kota di Jalan JA Agung Suprapto. ”Sekarang kami menyerahkan ini (kasus pemukulan dan pengeroyokan) agar ditangani pihak kepolisian,” beber Awan.
Dia belum tahu apakah Musa tidak mau sekolah untuk selamanya atau hanya beberapa hari. Selama satu minggu mengungsi ke rumah neneknya, ibunya lalu menemui Musa.
Saat dikonfirmasi, RD mengaku marah dengan ulah Musa saat salat Duha berjamaah sehingga terjadi kegaduhan. ”Dia (Musa) batuk. Tapi, batuknya dibuat-buat sambil tertawa,” kata RD, saat ditemui di SMP Muhammadiyah 1 Malang, kemarin sore (15/4).
”Saya marah sekali. Karena sedang menghadap Allah, mengapa ada yang guyonan,” tambahnya.
Setelah salat, dia lalu mengumpulkan seluruh siswa. Saat ditanya satu per satu, awalnya tidak ada yang mengaku. Baru ketika ada siswa lain yang menuding Musa sebagai pelaku kegaduhan, akhirnya dia mengaku. RD membenarkan telah memukul Musa. Tapi tidak di ulu hati, melainkan di dada. ”Itu sebagai shock therapy,” tegasnya.
Selain Musa, dia juga menghukum beberapa siswa lainnya. Sebab, mereka tidak mau jujur ketika ditanya. Dari situlah keributan berlanjut hingga peristiwa pengeroyokan di kelas terjadi. Siswa yang terkena hukuman ini tidak terima lantaran karena ulah Musa batuk-batuk saat salat jamaah. Jadi, mereka mendatangi Musa dan langsung mengeroyoknya.
”Empat siswa itu sudah disidang. Waktu ditanya mengapa mereka memukul Musa? Jawabannya karena emosi. Musa dianggap main-main waktu salat,” jelas guru yang sudah mengajar sejak 1999 silam ini.
RD mengakui jika apa yang dia lakukan kemungkinan besar salah di mata hukum. ”Jadi, guru zaman sekarang memang serbasalah. Kalau muridnya nakal, juga disalahkan karena dianggap tak bisa mendidik,” katanya dengan lantang.
Ke depan, dia belum mengetahui mau mengambil tindakan apa. Namun, dia akan menghadapi proses hukum yang sudah masuk ke kepolisian. ”Mungkin besok (17/4) lebih tepat kalau mau tanya-tanya karena ada kepala sekolah juga,” imbuh dia.
Sementara itu, Kapolres Malang Kota AKBP Hoiruddin Hasibuan membenarkan adanya laporan ini. Pihaknya masih melakukan penyelidikan. ”Nantinya pelapor dan terlapor akan kami panggil,” singkatnya.


Demikianlah Artikel TRAGIS..!!Dipukul Guru dan Dikeroyok Kakak Kelas, Siswa SMP Ini Ogah Sekolah, Dan Trauma Untuk Ke Sekolah

Sekianlah artikel TRAGIS..!!Dipukul Guru dan Dikeroyok Kakak Kelas, Siswa SMP Ini Ogah Sekolah, Dan Trauma Untuk Ke Sekolah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel TRAGIS..!!Dipukul Guru dan Dikeroyok Kakak Kelas, Siswa SMP Ini Ogah Sekolah, Dan Trauma Untuk Ke Sekolah dengan alamat link https://islammushola.blogspot.com/2017/04/tragisdipukul-guru-dan-dikeroyok-kakak.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TRAGIS..!!Dipukul Guru dan Dikeroyok Kakak Kelas, Siswa SMP Ini Ogah Sekolah, Dan Trauma Untuk Ke Sekolah"

Posting Komentar